CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

HAI TO THE WORLD

YOU CANNOT KILL WHAT YOU DID NOT CREATE

by : SLIPKNOT

Jumat, 11 Januari 2008

SAMINISME


PENGERTIAN

•Ajaran samin atau saminisme adalah sebuah konsep penolakan terhadap budaya kolonial Belanda dan penolakan terhadap kapitalisme pada masa abad ke-19.

•Ajaran ini disebarkan oleh Samin Surisentiko,oleh karena itu dikenal dengan ajaran samin(saminisme).

ASAL AJARAN SAMINISME

Saminisme muncul sebagai akibat atau reaksi dari pemerintahan kolonial Belanda yang sewenang-wenang. Perlawanan tidak secara fisik tetapi berwujud penentangan terhadap segala peraturan dan kewajiban yang harus dilakukan rakyat terhadap Belanda misalnya dengan tidak membayar pajak. Terbawa oleh sikapnya yang menentang tersebut mereka membuat tatanan, adat-istiadat dan kebiasaaan-kebiasaan tersendiri.

KONSEP AJARAN SAMIN

1. Tidak bersekolah
2. Tidak memakai peci,tapi memakai “iket”,yaitu semacam kain yang dikaitkan dikepala mirip orang jawa dahulu.
3.Tidak berpoligami
4.Tidak memakai celana panjang,tapi hanya memakai celana selutut
5.Tidak berdagang
6.Penolakan terhadap kapitalisme.

Pokok-pokok ajaran saminisme


1.Paham samin tidak membeda-bedakan agama karena agama adalah senjata atau pegangan hidup.

2.Jangan menggangu orang,jangan bertengkar,jangan suka iri hati,dan jangan suka mengambil milik orang.

3.Bersikap sabar dan jangan sombongMenurut orang samin, roh orang yang meninggal tidaklah meninggal,namun hanya menanggalkan pakainnya.

4.Bila berbicara harus bisa menjaga mulut, jujur dan saling menghormati. Berdagang bagi orang samin dilarang karena dalam perdagangan ada unsur “ketidak jujuran”. Juga tidak boleh menerima sumbangan berupa uang.

Sikap orang samin

Walaupun masa penjajahan Belanda dan Jepang telah berakhir, tetapi orang samin masih menilai pemerintahan Indonesia tidak jujur. Oleh karenanya, ketika menikah, mereka tidak mencatatkan dirinya ke KUA ataupun ke catatan sipil.
Tetapi secara umun orang samin sangatlah jujur dan polos tetapi kritis.

Pakaian dan bahasa orang samin

Bahasa yang digunakan oleh orang samin adalah bahasa jawa ngoko. Bagi orang samin menghormati orang lain bukan dari bahasa, tetapi dari perbuatan.

Pakaian orang samin biasanya terdiri dari baju lengan panjang tidak ada kerah,berwarna hitam,laki-laki memakai ikat kepala.

Untuk wanita bentuknya kebaya lengan panjang,berkain sebatas di bawah tempurung lutut atau di atas mata kaki

Pernikahan bagi orang samin

Menurut orang samin, perkawinan itu sangat penting. Bagi mereka perkawinan itu alat untuk meraih keluhuran budi yang seterusnya untuk menciptakan “atmaja (u)tama” (anak yang mulia).
menurut orang samin perkawinan sudah dianggap sah walaupun yang menikahkan hanya orang tua pengantin.

Sikap terhadap lingkungan

Pandangan orang samin terhadap lingkungan sangat baik mereka memanfaatkan alam secukupnya saja dan tidak pernah mengeksploitasi. Hal ini sesuai dengan pikiran masyarakat Samin yang cukup sederhana, tidak berlebihan dan apa adanya. Tanah bagi mereka merupakan pemberi kehidupan. Masyarakat samin menyadari isi dan kekayaan alam habis atau tidak tergantung pada pemakainya

Pemukiman

•Biasanya masyarakat samin hidup dalam satu deretan rumah untuk memudahkan berkomunikasi.
•Rumah tersebut biasanya terbuat dari kayu, yang cukup sederhana dan relatif luas.
•Kamar mandi dan sumur digunakan untuk beberapa keluarga(untuk digunakan bersama).

Upacara dan tradisi

Upacara tradisi yang ada pada masyarakat samin antara lain nyadran(bersih desa) termasuk juga menguras air pada sebuah sumur tua yang banyak memberi manfaat.

Tradisi keselamatan yang berkaitan dengan daur hidup yaitu kehamilan, kelahiran, khitanan, perkawinan,dan kematian. Mereka melakuakan tradisi tersebut dengan sederhana.

Masyarakat samin saat ini

Sekalipun masyarakat samin berusaha mempertahankan tradisi namun tidak urung kemajuan jaman juga mempengaruhi mereka, namun yang diharapkan tidak hilang terpupus zaman adalah nilai-nilai positif atau kearifan yang telah ada pada masyarakat samin tersebut,misalnya kejujuran dan kearifanya dalam memakai alam, semangat gotong-royong dan saling menolong yang masih tinggi

KMNRT

Lokakarya Open Sources ASEAN di Jakarta. Sebagai tindak lanjut Asean Cost 2005, Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) menyelenggarakan Asean Workshop on Open Source Software, dengan tema “Strengthening the Cooperation on Open Source Software” di Puspiptek Serpong, 7 - 8 November 2007.

Acara diikuti peserta dari Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam dan Indonesia; baik pihak swasta maupun pemerintah dari Departemen, Kementerian, Lembaga-lembaga, Pemerintah Daerah, dan Asosiasi, serta Perguruan Tinggi. Lokakarya dibuka oleh Deputi Bidang Dinamika Masyarakat KMNRT mewakili Menteri Negara Riset dan Teknologi yang dalam sambutannya mengatakan, bahwa tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan IGOS 2007 kepada negara-negara ASEAN karena Indonesia sebagai penanggung jawab di bidang ICT (TIK : Teknologi Informasi & Komunikasi ) untuk periode tahun 2007 -2011.

Sebagai acara tambahan guna memperkenalkan perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia, para peserta lokakarya pun diajak mengunjungi beberapa laboratorium di kawasan Puspiptek Serpong. Dengan KMNRT : Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang berperan sebagai ujung tombak pengembangan IGOS : Indonesia Go Open Sources ---resmi dideklarasikan pemerintah RI sejak tahun 2003--- pada ajang ASEAN Technology Week 2005 dimana KMNRT bertindak selaku tuan rumah di gedung BPPT Jakarta, maka piranti lunak IGOS versi terawal telah dikedepankan Menristek Kusmayanto Kadiman Ph.D untuk digunakan sebagai OS komputer dalam seluruh acara konferensi.

Inisiatif Menristek kala itu mendapat sambutan positif dari sesama kolega Menteri se-ASEAN, berhubung kinerja piranti lunak IGOS versi 2005 yang memang berjalan dengan memuaskan. Diantara kalangan negara ASEAN Indonesia termasuk aktif berinisiatif mengembangkan aplikasi Open Sources, dan memang berlainan halnya dengan semisal negara Singapore dan Malaysia yang dengan kecukupan income warganya cenderung memilih aplikasi piranti lunak komputer berbayar : propietary license semisal OS Windows, hingga kurang tergerak untuk mengembangkan OS model IGOS yang bisa diperoleh gratisan atau dengan pengeluaran biaya amat minimum.

RI memang masih termasuk negara berkembang berpenghasilan level-menengah-bawah, hingga memang amat pantas untuk berkepentingan dalam mengembangkan piranti lunak berbasis Open Sources guna menghimpun penghematan biaya anggaran negara untuk pembiayaan TIK Nasional disamping berupaya keras demi menghindari diri dari ketergantungan terhadap suatu industri multi-nasional raksasa global tertentu, sekaligus mengembangkan kreativitas para perekayasa aplikasi komputer lokal.

Pemerintah RI pun pantas mencontoh negara Rusia yang bersungguh-sungguh mensinergikan kerja sama antar instansi-departemen strategis guna menginstalasikan aplikasi OS berbasis Linux serempak dengan penyebaran akses Internet on-line ke seluruh pelosok negeri, yakni di lingkungan sekolah sebagai institusi pendidikan yang amat berperan vital dalam pengembangan brainware sumber daya manusia untuk masa depan suatu bangsa.

Sumber: Up dates situs KMNRT. / Rizal AK.
































Bahaya Pemakaian Handphone
di Rumah Sakit

Setelah pom bensin melarang penggunaan telepon seluler, beberapa rumah sakit di luar negeri kini telah memberlakukan peraturan yang sama dengan alasan keselamatan pasien. Kemungkinan besar, frekuensi radio yang dipancarkan telepon seluler dapat mengganggu frekuensi radio lain yang digunakan peralatan medis elektronik di rumah sakit. Contoh kecil saja saat seseorang melakukan hubungan telepon di dekat radio yang sedang menyala. Saat menekan tombol 'call', suara yang keluar dari radio yang tadinya jernih akan terganggu. Hal yang sama juga akan terjadi pada beberapa peralatan medis penting seperti monitor jantung, pompa infus, dan peralatan radiologi. Dikhawatirkan, sedikit kesalahan saja bisa berakibat serius bagi pasien.

FDA ( Food and Drug Administrations ) akhirnya mengeluarkan peringatan resmi bahwa sinyal telepon seluler dapat mengganggu fungsi peralatan medis dan merekomendasikan rumah sakit untuk mengatur penggunaan telepon seluler. Perlu diingat, bahkan telepon yang tidak digunakan namun masih dalam keadaan stand by pun tetap memiliki efek yang sama. Mengapa? Meski tidak digunakan, telepon seluler tetap mengirimkan sinyal ke stasiun induknya setiap beberapa menit untuk mengecek kekuatan sinyal dan lokasi.

sumber : majalah fit














Berita Iptek DINO-BIRD: MIMPI TERBANG SEEKOR DINOSAURUS
DONGENG PARA EVOLUSIONISDengan berdalih sebagai sesuatu yang ilmiah, evolusionis sering mengatakan bahwa “dinosaurus kecil memperoleh sayap dan kemudian menjadi burung.” Akan tetapi, penjelasan mereka tentang bagaimana perubahan ini terjadi hanyalah sebatas dongeng belaka. Seperti yang digambarkan oleh evolusionis ini, mereka mengatakan bahwa dinosaurus yang mengepakkan kaki depannya untuk berburu serangga secara perlahan dan bertahap “berubah menjadi bentuk sayap.” Sebagai sebuah khayalan, skenario ini memunculkan satu pertanyaan menarik: Lalu, bagaimanakah serangga, yang selain sudah dapat terbang juga memperlihatkan kehebatan aerodinamis dengan mengepakkan sayapnya 500 kali per detik secara serempak, dapat memperoleh sayap?
Beberapa waktu lalu media massa dunia memuat penemuan baru-baru ini tentang sekumpulan fosil di Cina sebagai bukti yang mendukung teori evolusi. Beijing’s Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology mengeluarkan pernyataan bahwa satu dari keenam fosil dalam kelompok tersebut adalah milik seekor “Dino-Bird (burung-dino) bersayap empat” (burung-dino adalah nama makhluk rekaan berbentuk separuh burung separuh dinosaurus, yang diduga sebagai nenek moyang burung). Lembaga ini juga menyatakan bahwa makhluk punah ini dapat terbang, atau setidaknya, bergelantungan di pepohonan. Media masa pendukung Darwinisme sekali lagi melakukan propagandanya habis-habisan meskipun teori ini sama sekali dan telah berulang kali dibuktikan keliru.
Nyatanya, sama sekali tidak terdapat bukti yang mendukung propaganda mereka. Sebab, tidak ada “burung-dino bersayap empat” (makhluk separuh burung separuh dinosaurus) atau data ilmiah apa pun yang mendukung teori evolusi burung dari dinosaurus.
Fosil baru: 20 juta tahun lebih muda dari Archaeopteryx
Archaeopteryx adalah seekor burung yang hidup sekitar 150 juta tahun lalu. Archaeopteryx sangatlah penting karena termasuk burung tertua yang hingga kini pernah ditemukan. Tak seorang ilmuwan pun pernah menemukan fosil burung yang berusia lebih tua dari Archaeopteryx . (Meskipun sebagian kalangan telah mengklaim bahwa fosil Protoavis berusia 225 juta tahun adalah “burung tertua”, namun tesis ini tidak diterima secara luas.)
Selain itu, Archaeopteryx tergolong seekor burung sejati, dengan semua ciri burung yang dimilikinya. Bulu-bulunya yang asimetris sama dengan burung masa kini, termasuk bentuk sayapnya yang sempurna, rangka yang ringan dan berongga, tulang dada yang menyangga otot terbang, serta banyak ciri lainnya yang meyakinkan para ilmuwan bahwa Archaeopteryx adalah seekor burung sejati yang mampu terbang sempurna. (selengkapnya, baca karya Harun Yahya; Darwinism Refuted: How The Theory of Evolution Breaks Down in the Light of Modern Science, Goodword Books, 2003; www.darwinismrefuted.com, www.darwinism-watch.com)
(1). BULU YANG ASIMETRIS: Bulu dari semua burung modern adalah asimetris. Bentuk ini memberikan fungsi aerodinamis bagi burung. Fakta bahwa bulu Archaeopteryx juga asimetris telah menggugurkan pendapat evolusionis bahwa burung ini tidak dapat terbang. (2). FOSIL CONFUCIUSORNIS DAN GAMBAR BURUNGNYA KETIKA MASIH HIDUP: Confuciusornis, yang fosilnya terlihat di sini, hidup dalam periode geologis yang sama dengan Archaeopteryx. Berbeda dengan Archaeopteryx, paruh burung ini tidak bergigi. Penemuan ini mengungkapkan bahwa Archaeopteryx bukanlah "burung primitif", melainkan spesies burung yang sebenarnya. (3). CAKAR HOATZIN:Sejumlah spesies burung yang hidup sekarang memiliki ciri fisik yang serupa dengan Archaeopteryx. Sebagai contoh, burung hoatzin juga memiliki struktur mirip cakar pada sayapnya.?
Akan tetapi, dua ciri Archaeopteryx yang sangat membedakannya dari burung modern adalah sayapnya yang memiliki cakar, dan gigi pada paruhnya. Karena dua ciri inilah sejak abad ke-19 para evolusionis berupaya menampilkan burung ini sebagai “semi reptilia”. Namun ciri-ciri ini sesungguhnya bukanlah bukti yang menunjukkan kaitan antara Archaeopteryx dan reptilia. Penelitian menunjukkan bahwa Hoatzin, spesies burung yang hingga kini masih hidup, juga memiliki cakar pada sayapnya ketika masih muda. Archaeopteryx bukan pula satu-satunya “burung bergigi”, sebab spesies burung lainnya di masa lalu yang ada dalam catatan fosil juga memiliki gigi, misalnya, Liaoningornis berusia 130 juta tahun juga memiliki gigi pada paruhnya (“Old Bird,” Discover magazine, March 21, 1997).
Jadi, penjelasan para evolusionis bahwa Archaeopteryx adalah sejenis “burung primitif” sungguh keliru, dan para ilmuwan telah menerima bahwa makhluk ini terlihat sangat menyerupai burung masa kini. Profesor ahli burung terkemuka di dunia asal Kansas University, Alan Feduccia, menyatakan, “Kebanyakan mereka yang baru-baru ini mempelajari sifat-sifat anatomis Archaeopteryx, mendapati makhluk tersebut lebih banyak menyerupai burung daripada yang pernah mereka sangka sebelumnya,...”. Propaganda para pendukung Darwinisme telah keliru, dan Feduccia dalam bukunya The Origin and Evolution of Birds (Yale University Press, 1999, hlm. 81) juga telah menyatakan bahwa, hingga baru-baru ini, “kemiripan Archaeopteryx dengan dinosaurus theropoda terlalu dibesar-besarkan.”
Singkatnya, Archaeopteryx adalah burung tertua yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti pada burung-burung modern, termasuk dalam hal kemampuan terbangnya. Selain itu, Archaeopteryx berusia sekitar 150 juta tahun.
Permasalahan seputar usia fosil
Archaeopteryx memperlihatkan satu fakta kunci: Burung telah ada sejak 150 juta tahun lalu. Mereka telah mampu terbang. Jika para evolusionis ingin mengemukakan sejumlah “nenek moyang burung,” maka makhluk-makhluk ini haruslah telah hidup sebelum 150 juta tahun lalu.
Satu fakta ini saja sudah cukup untuk menunjukkan bahwa pernyataan tentang “burung-dino bersayap empat” yang disebarluaskan ke seluruh dunia sangat tidak berdasar dan tidak benar. Sebab, fosil yang diketemukan di Cina dan dinamakan Microraptor gui ini – yang oleh para evolusionis dicoba-tampilkan sebagai “nenek moyang burung-burung primitif” – hanyalah berusia 130 juta tahun, dengan kata lain 20 juta tahun lebih muda dari burung yang diketahui paling tua. Jelas, sama sekali tidak masuk akal untuk menampilkan seekor burung “sebagai nenek moyang burung-burung primitif” ketika terdapat sejumlah burung yang telah terbang 20 juta tahun sebelum makhluk ini ada.
Microraptor gui
Jadi, apakah makhluk yang dinamakan ’Dinosaurus bersayap empat’ (Microraptor gui) ini?
Gagasan "dinosaurus menumbuhkan sayap saat berusaha menangkap serangga yang terbang" bukanlah suatu lelucon, melainkan sebuah teori yang menurut kaum evolusionis amat ilmiah. Contoh ini sudah cukup untuk menunjukkan seberapa serius kita harus menanggapi kaum evolusionis
Sama halnya, semua fosil “burung-dino” yang dikemukakan sejak awal tahun 1990-an semuanya diragukan keabsahannya. Salah satu dari “dinosaurus berbulu” tersebut, yakni Archaeoraptor, adalah fosil yang dipalsukan. Pengkajian mendalam pada fosil-fosil burung-dino lainnya menunjukkan bahwa “bulu-bulu” mereka ternyata serat-serat yang mengandung kolagen di bawah kulit, demikian dinyatakan dalam majalah Science edisi 14 November 1997. Dalam perkataan Profesor Feduccia, “Banyak dinosaurus telah ditampilkan sebagai makhluk yang tertutupi bulu-bulu yang berpola aerodinamis tanpa disertai bukti apa pun yang mendukungnya.” Dalam bukunya yang terbit tahun 1999, ia menulis, “Pada akhirnya, tak ada dinosaurus berbulu yang pernah ditemukan, meskipun banyak bangkai dinosaurus dengan kulit yang terawetkan dengan baik telah ditemukan di berbagai tempat.”
Begitulah, ketika mencari jawaban sesungguhnya tentang apa itu Microraptor gui, kita harus senantiasa ingat akan sikap para evolusionis yang penuh prasangka dan suka mereka-reka. Makhluk ini mungkin saja memiliki struktur anatomi yang sangat berbeda dengan gambar-gambar “rekonstruksi” yang muncul di media masa.
Hal ini juga telah ditengarai oleh Profesor Alan Feduccia. Dalam sebuah korespondensi baru-baru ini, ia menulis:
“Saya belum yakin bahwa makhluk tersebut bersayap empat; mungkin saja yang nampak oleh kita adalah bulu-bulu burung yang sebenarnya tidak pernah ada, dan ini sungguh sulit untuk ditafsirkan. Ciri-ciri yang menghubungkan hewan ini dengan dromaeosaurus juga sangat meragukan. Yang pasti, ekornya sangat berbeda dengan dromaeosaurus yang pernah diketahui, dan cakarnya tidak berbentuk melengkung, tapi hanya sedikit besar. Juga, bagian pubisnya lebih menyerupai burung. Mungkin kita tidak sedang menyaksikan dromaeosaurus yang dapat terbang, akan tetapi sisa-sisa dari unggas di masa awal… sekitar 20-30 juta tahun jauh sebelum Archaeopteryx.”
Majalah National Geographic menampilkan gambar "burung-dino" seperti ini di tahun 1999, dan menyajikannya ke seluruh dunia sebagai bukti evolusi. Dua tahun kemudian diketahui, bahwa sumber yang mengilhami gambar ini, Archaeoraptor, adalah kebohongan ilmiah. Situs BBC News juga melaporkan kebohongan ini dalam artikelnya yang berjudul ‘Piltdown’ bird fake explained (Pemalsuan burung ‘Piltdown’ terungkap)
Dan bahkan jika penafsiran tentang Microraptor gui terbukti benar, teori evolusi takkan mendapat pengukuhan apa pun dari hal ini. Sepanjang sejarah, puluhan juta spesies telah hidup dalam rentang spektrum biologis yang sangat lebar, dan banyak dari spesies ini telah punah seiring perjalanan masa. Sebagaimana mamalia terbang yang ada saat ini, seperti kelelawar, di zaman dahulu pun terdapat reptil-reptil bersayap (pterosaurus). Banyak beragam kelompok reptil laut (misalnya ichthyosaurus) hidup di masa lalu dan kemudian punah. Namun yang sungguh mengejutkan tentang spektrum yang lebar ini adalah hewan-hewan dengan ciri dan struktur anatomis berbeda muncul seketika dan dalam bentuk mereka yang telah lengkap sempurna, dan bukan sebagai turunan dari bentuk-bentuk nenek moyang yang lebih primitif. Misalnya, kita saksikan seluruh struktur kompleks burung muncul menjadi ada secara tiba-tiba pada Archaeopteryx. Tidak terdapat “burung-burung primitif” bersayap. Tidak ada “penerbangan primitif.” Keyakinan tentang adanya paru-paru burung primitif juga sungguh tidak mungkin, sebab paru-paru unggas – yang sangat berbeda secara struktural dari paru-paru reptilia dan mamalia – memiliki struktur rumit yang tak tersederhanakan.
Singkatnya, catatan fosil terus saja memperlihatkan kesimpulan bahwa seluruh makhluk hidup muncul di bumi melalui penciptaan, dan bukan evolusi akibat pengaruh alamiah. Pernyataan terakhir tentang burung-dino ini takkan mampu merubah fakta yang ada.










Mantan Presiden India Pembicara Kunci KIPNAS IXSenin, 12 November 2007 17:21 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala LIPI Umar Anggara Jenie menyatakan tokoh terkemuka India itu akan berbicara tentang pengalaman negara itu untuk memajukan sains dan teknologinya. Abdul Kalam adalah seorang insinyur aeronautika sekaligus pakar peroketan balistik yang sukses membawa India menuju kemandirian teknologi dan disegani di Asia. “Kedatangan ilmuwan yang outstanding seperti beliau adalah suatu kehormatan bagi masyarakat ilmuwan Indonesia,” kata Umar di kantor LIPI, Senin. Dalam pemerintahannya, Kalam selalu menekankan pentingnya kemandirian teknologi bagi bangsanya. Umar berharap Kalam dapat memberi pencerahan kepada ilmuwan Indonesia untuk tetap bersemangat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di tanah air. “Semangat swadeshi, kalau bisa buat mengapa harus beli, yang beliau tekankan sangat mendorong India menjadi bangsa yang kuat,” katanya. Selain Abdul Kalam, hadir pula dua ilmuwan asing seperti Moo Seung-Bong, Direktur Jenderal Korea Hydro dan Nuclear Power dan Hilmi Volkan Demir, Associate Director of Nanotechnology Research Center of Bilkent University, Turki. Pembicara kunci dari dalam negeri antara lain, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Emil Salim, Erna Witoelar, Daniel Murdiyarso dan Mezag Ratag. Mereka akan membicarakan perubahan alam baik global maupun lokal yang mempengaruhi budaya dan kehidupan bangsa Indonesia belakangan ini. Perubahan alam yang menonjol antara lain perubahan iklim dan bencana alam yang efeknya cukup signifikan terhadap ketersediaan air dan energi, kesehatan, pertanian/pangan dan keanekaragaman hayati. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selaras dengan alam, kata Umar, adalah kunci untuk mengatasi masalah tersebut. “Kami juga akan memberi rekomendasi dan masukan bagi delegasi Indonesia dalam forum perubahan iklim PBB (UNFCCC) di Bali, Desember mendatang. tjandra dewi


Lompatan Leopard Server AppleSenin, 12 November 2007 14:21 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pertengahan pekan lalu, Apple Computer Inc. melepas Leopard-nya di Jakarta. Ini bukan macan tutul, melainkan Leopard Server: versi terbaru dari sistem operasi Mac OS X milik Apple.Justin Zhang, Manajer OS X Product Marketing Apple Asia Pasific, menyebutkan produk yang mereka luncurkan hari itu sebagai pemutakhiran yang terbaik dari seri Mac OS X. "Leopard Server dilengkapi dengan 300 fitur baru," Zhang menambahkan.Leopard Server (Mac OS X versi 10.5) ini pun laris manis. Betapa tidak, baru dua minggu sejak diluncurkan di California, Amerika Serikat, pada pertengahan Oktober lalu, Apple mengklaim sudah menjual sebanyak dua juta kopi. Selain 300 fitur tambahan, Mac OS X Leopard 10.5 dilengkapi desktop terbaru dengan fitur-fitur seperti Stacks, Finder, Quick Look, Spaces, dan Time Machine. Bukan Apple kalau tidak meluncurkan produk dengan desain yang mencengangkan. Lihat saja kali ini desktop Leopard dilengkapi 3G Dock dengan Stack, yaitu bar serupa panel tembus pandang di dasar layar yang lebih seperti cermin karena bisa memantulkan tampilan di atasnya. Fungsinya untuk mengatur dokumen-dokumen agar dapat diakses dengan cepat dan mudah hanya dengan satu kali klik. Fitur Finder dilengkapi dengan Cover Flow dan sidebar terbaru untuk kemudahan mencari dan menyalin content dari komputer personal maupun Mac pada jaringan lokal. Content apa saja pada jaringan lokal bisa dicari dengan menggunakan Spotlight atau di-browse dengan menggunakan Cover Flow atau disalin antarjaringan dengan cara drag and drop. Fitur lainnya adalah Spaces yang digunakan untuk membuat desktop yang dimodifikasi sendiri sehingga memudahkan pengguna mengatur pekerjaan. Customized desktop dapat berisi aplikasi atau dokumen tertentu saja yang diperlukan tiap proyek. Fitur yang satu lagi, Time Machine, dibangun oleh Apple dengan beberapa alasan. Fitur ini memiliki fungsi untuk mem-back up data otomatis setelah disetel dan menemukan kembali file yang hilang.Pengguna juga bisa melakukan chatting sambil mengirimkan gambar, data, atau video serta mengganti background layar dengan fitur efek Photo Booth dan Video Backdrops, sehingga lawan chatting mengira Anda sedang berada di tempat yang berbeda. Apple Senior Vice President of World Wide Marketing Philip Schiller mengatakan, Leopard sangat ideal sebagai server alternatif bagi perusahaan besar maupun kecil. Terutama karena Leopard dilengkapi dengan Podcast Producer untuk menyimpan content yang diunggah secara otomatis ke server dan mengubahnya menjadi podcast yang bisa dimainkan di semua alat.Leopard juga dilengkapi dengan Wiki Server untuk membuat dan menyunting halaman-halaman web dan iCal yang memudahkan pengguna berbagi kalender, jadwal pertemuan, dan mengatur kegiatan dalam satu kelompok, sekolah, perusahaan kecil, ataupun perusahaan besar.Server ini juga mendukung beberapa bahasa lokal, seperti Tibet dan Vietnam. Leopard dijual dengan harga Rp 1.496.000 (untuk satu pengguna). Ada juga paket Family Pack dijual seharga Rp 2.327.600 (untuk lima pengguna). Untuk pelanggan yang membeli Mac baru setelah 1 Oktober hanya perlu menambah Rp 110.000 untuk memperoleh Mac OS X versi 10.5 ini. Leopard mensyaratkan spesifikasi perangkat keras dengan memori RAM minimum 512 megabita dan didesain untuk beroperasi pada komputer Macintosh yang menggunakan prosesor Intel, PowerPC G5, atau G4. Kartika Candra








Mengapa Sapi Menghasilkan Susu?
PERNAHKAH sobat-sobat minum susu yang berasal dari sapi? Tentu pernah lho, bahkan sering barangkali! Seperti susu murni, susu bubuk, susu kental manis, dan sebagainya, yang dihasilkan dari sapi tentunya.
Tahukah sobat-sobat, sejak zaman dahulu kala, manusia telah menggunakan susu sebagai bahan makanan. Manusia telah berternak sejumlah hewan tertentu untuk bisa menghasilkan susu secara besar-besaran. Kita memang bergantung pada ternak sapi sebagai penghasil susu. Tetapi di Spanyol, domba-domba merupakan salah satu binatang utama sebagai penghasil susu.
Bagi bangsa atau suku yang hidup di padang belantara, banyak bergantung kepada susu unta. Di Mesir orang memerah susu kerbau. Di Peru, binatang lama merupakan hewan penghasil susu. Pada banyak negara orang menggunakan susu kambing.
Susu adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar tetek yang terdapat pada binatang menyusui sebagai bahan makanan bagi anak-anak mereka dalam masa singkat setelah lahir. Susu itu menggantikan tugas darah, yang memberi hidup jabang bayi tatkala masih berada dalam rahim ibunya. Susu sebenarnya mirip dengan darah, hanya bedanya, mengandung sel-sel darah merah dan pigmen darah.
Tahukah sobat-sobat, susunan bahan yang membentuk susu itu agak saling berbeda satu sama lain, bergantung pada jenis binatang yang menghasilkan susu itu. Tetapi susu selalu mengandung zat lemak, protein, karbohidrat, dan mineral. Susu kambing misalnya, mengandung zat lemak dua kali lipat banyaknya dibandingkan dengan susu sapi, sedangkan susu rusa reindeer mengandung zat lemak lima kali lipat banyaknya dibandingkan dengan susu sapi.
Susu yang dihasilkan setiap jenis binatang itu juga mengandung berbagai macam garam sesuai dengan kebutuhan anaknya. Semakin cepat pertumbuhan anak hewan yang baru lahir, semakin banyak garam yang ia perlukan, sehingga semakin banyak garam yang terkandung dalam susu ibunya. Seekor anak sapi menjadi dua kali lipat berat badannya dalam 47 hari bila dibandingkan dengan berat badan pada waktu lahirnya.
Tetapi bagi manusia, nanti setelah 180 hari, barulah berat badannya naik menjadi dua kali lipat dari berat badannya waktu lahir. Itulah sebabnya mengapa susu sapi begitu kaya akan protein dan garam. Sehubungan dengan itu, maka untuk memberikan susu sapi kepada bayi manusia, susu sapi itu perlu dicampur air terlebih dahulu agar sedikit diperlemah kadar bahannya.
Susu yang dihasilkan oleh sapi menunjukkan bermacam-macam perbedaan kadar bahan pula. Ini tergantung pada banyak faktor. Salah satu faktor terpenting adalah soal keturunan sapi itu sendiri. Faktor kedua, soal bentuk tubuhnya bila ditilik satu per satu. Faktor yang lain adalah waktu yang terdapat antara dua masa pemerahan susu. Susu yang keluar pada saat-saat terakhir setiap kali kita memerah susu merupakan susu yang paling banyak mengandung zat lemak bila dibandingkan dengan susu yang diperah sebelumnya.
Jadi apabila seekor sapi tidak diperah susunya secara mantap, maka kali berikutnya susunya akan mengandung zat lebih banyak lagi dibandingkan dengan biasanya.
Oleh karena itu, makanan utama sapi adalah rumput-rumputan yang hijau, yang merupakan sumber vitamin bagi sapi. Maka susu yang dihasilkan sapi pada musim panas biasanya lebih kaya akan bahan vitamin dibandingkan dengan susu yang dihasilkan pada waktu musim hujan. Sebab, sapi itu tidak dapat pergi keluar mencari makanan di padang rumput pada musim dingin. Setiap satu quart susu bisa menghasilkan kurang lebih seperempat pon zat makanan padat. Zat makanan padat yang terpenting ialah zat lemak mentega, kasein atau bahan baku untuk keju, zat gula, dan bahan mineral. (Prasetya Adhityatama S., kelas III SD Negeri Pabaki 3 Bandung dan Rudi Setiadi)***
























Bagaimana Penghapus KaretMenghapus Goresan Pensil?
SEKARANG banyak dijual aneka macam bentuk dan warna penghapus karet yang bisa digunakan untuk menghapus goresan pensil. Selain bentuk dan warnanya yang macam-macam, beberapa di antaranya juga ada yang memiliki aroma wewangian yang cukup menarik, seperti penghapus berbentuk permen dengan aroma wangi permen karet, atau penghapus berbentuk bunga dengan wangi bunga mawar, dll.
Penghapus karet, selain harganya cukup murah, juga sangat mudah penggunaannya untuk menghapus goresan pensil. Namun, walaupun kita sudah sering menggunakan penghapus tersebut, pernahkah terpikir oleh teman-teman, bagaimana sesungguhnya penghapus karet tersebut "bekerja" menghapus goresan pensil?
Awal penghapus karet dipopulerkan penggunaannya adalah pada saat seorang anggota perhimpunan cendekiawan Prancis pada tahun 1752 mengajukan usul untuk menggunakan getah yang disadap dari suatu jenis pohon di Amerika Selatan untuk menghapus goresan pensil. Ternyata pohon yang dimaksud cendekiawan tersebut adalah pohon karet dan getah yang disadap tersebut tentu saja adalah getah karet.
Kemudian pada tahun 1770, seorang pakar kimia Inggris bernama Joseph Priestley (1723-1804) meneliti bahan getah tersebut dan menamainya rubber yang artimya penghapus. Dari sinilah awal orang-orang menyebut getah karet dengan sebutan rubber. Seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan dan bentuk penghapus karet menjadi lebih baik dan lebih menarik.
Cara kerja penghapus karet tidak sama dengan cara kerja penghapus papan tulis. Penghapus papan tulis, menghapus goresan kapur pada permukaan papan yang mulus, sedangkan permukaan kertas tempat kita menggoreskan pensil tidak semulus permukaan papan tulis. Jika kita lihat di bawah mikroskop, permukaan kertas tersusun atas serat-serat kertas yang kasar. Jika kita goreskan pensil di atas kertas itu, maka goresan tersebut tidak berada dipermukaan kertas, namun sebagian besar tertanam di antara serat-serat kertas.
Dan, jika kita perhatikan lagi di bawah mikroskop, kita akan melihat bahwa goresan pensil tersebut terbentuk atas partikel-partikel hitam sendiri-sendiri berukuran sekitar satu per beberapa ribu milimeter, yang melekat ke serat-serat kertas dan tampak seperti mencengkeram serat-serat itu dengan kuat. Tugas penghapus karet inilah yang harus melepaskan cengkeraman partikel-partikel pensil yang sangat kecil itu.
Hal ini mampu dilakukan oleh penghapus karet karena penghapus karet cukup elastis untuk menjangkau tempat-tempat di antara serat-serat kertas tersebut. Selain itu, penghapus karet juga cukup lengket untuk mencengkeram partikel-partikel hitam dari pensil dan kemudian menariknya keluar dari celah-celah serat kertas. Namun ketika penghapus karet tersebut kita gosokkan di atas kertas saat kita menghapus goresan pensil, ternyata serat kertas yang kasar itu, justru mengampelas penghapus tersebut hingga menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-serpihan tersebut selanjutnya menggulung partikel-partikel hitam pensil sehingga lama-lama terkumpul menjadi remah-remah kotor yang kita seka dengan tangan, atau terkadang juga kita tiup untuk mengusirnya dari atas kertas kita.
Nah teman-teman, cara kerjanya sederhana bukan? Namun walaupun sederhana, penemuan cendekiawan Prancis terdahulu itu sangat bermanfaat dan memberikan kemudahan bagi kita di masa sekarang. Mudah-mudahan dengan rajin belajar, kelak teman-teman pun akan menemukan sesuatu yang akan memberikan manfaat yang besar untuk anak cucu kita di masa depan. Selamat belajar! (Rafira/dari berbagai sumber)***


Komisi Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Sebelum Pemilu 2004, KPU dapat terdiri dari anggota-anggota yang merupakan anggota sebuah partai politik, namun setelah dikeluarkannya UU No. 4/2000 pada tahun 2000, maka diharuskan bahwa anggota KPU adalah non-partisan.
Ketua KPU periode 2007-2012 adalah Prof. Dr. Abdul Hafiz Anshari A.Z, M.A.
Sejak awal 2005, KPU digoyang dengan tuduhan korupsi yang diduga melibatkan beberapa anggotanya, termasuk ketua KPU periode tersebut, Nazaruddin Sjamsuddin

Anggota
Periode 2000 - 2007

Ketua: Prof. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, M.A.
Prof. Ramlan Surbakti, M.A, Ph.D.
Drs. Mulyana W. Kusumah
Drs. Daan Dimara, MA.
Dr. Rusadi Kantaprawira
Imam Budidarmawan Prasodjo, MA, PhD.
Drs. Anas Urbaningrum, M.A.
Chusnul.Mar'iyah, Ph.D.
Dr. F.X. Mudji Sutrisno, S.J.
Dr. Hamid Awaluddin
Dra. Valina Singka Subekti, MSi

Periode 2007 - 2012

Ketua: Prof. Dr. Abdul Hafiz Anshari A.Z, M.A.
Sri Nuryanti, S.IP, M.A.
Dra Endang Sulastri, M.Si.
I Gusti Putu Artha, S.T, M.Si.
Dra Andi Nurpati, M.Pd.
H. Abdul Aziz, M.A.

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) pertama-tama dan yang terutama adalah sebuah lembaga publik yang secara penuh mengabdi untuk kepentingan publik dalam konteks pemilu. Jadi, siapa pun, dari kalangan mana pun, atas kepentingan apa pun adalah merdeka dan sah-sah saja dalam menyoroti ataupun mengomentari kinerja KPU dalam konteks penyelenggaraan Pemilihan Umum 2004. KPU pada batasan tertentu memang harus terbuka untuk diakses oleh publik dengan berbagai cara dan berbagai kepentingan.

Alasannya, inilah barangkali yang tepat disebut sebagai dimensi akuntabilitas KPU terhadap hak politik masyarakat. Atau paling tidak, untuk memberikan ruang yang cukup bagi apa yang di dalam prinsip demokrasi dikenal sebagai "hak masyarakat untuk tahu". Tentu saja, tidak setiap tanggapan publik terhadap kinerja KPU mesti ditakzimi dan dianggap can do no wrong. Apalagi, tanggapan publik itu lahir dari sebuah ketidakpahaman atau kerancuan perspektif.
Sebagai contoh, bila di dalam perjalanan tugasnya, banyak praktik prosedural yang ditempuh oleh KPU yang terkesan tidak efisien. Hal ini sebenarnya harus bisa diterima oleh publik tanpa kecuali, apalagi kalau kita jeli dan tidak gegabah dalam memaknai apa yang disebut sebagai prinsip-prinsip demokrasi yang sesungguhnya tidak didesain untuk sebuah efisiensi, tapi untuk sebuah pertanggungjawaban! Lagi pula, semua tahapan prosedural itu memang rohnya ada di dalam implementasi UU, bukan melulu terjebak di dalam diskursus demokrasi prosedural atau bukan.

Harus dipahami, KPU hari ini bukanlah perpanjangan kepentingan kekuasaan seperti fungsi yang diperankan lembaga sejenis di zaman Orde Baru. Eksistensialitas KPU semata-mata tunduk pada amanat UU untuk melayani pemenuhan hak politik rakyat -- tidak kurang dan tidak lebih.
**
OLEH karena itu, untuk bisa "membaca" KPU dengan adequate dan proporsional, seyogianya publik membaca dan mencerna dulu UU RI Tahun 2003 tentang Pemilu karena di dalamnya ada jawaban tentang apa dan bagaimana pemilu, juga ada jawaban soal apa dan bagaimana KPU. Dengan kecerdasan yang minimal, seharusnya publik juga bisa menakar "watak" dan "peran" KPU yang sesungguhnya sudah digariskan jauh-jauh hari. Jadi, bisa dipastikan, menilai "watak dan peran" KPU dari perspektif konstitusi adalah sebuah tindakan arif, proporsional, dan tentu saja "membantu" tugas KPU.

Sebaliknya, tindakan "membaca" kinerja KPU bukan melalui perspektif UU Tahun 2003 tentang Pemilu adalah sebuah tindakan apriori, yang sama sekali tidak memahami tanggung jawab dan wewenang KPU. Oleh sebab itu, bisa diasumsikan sama sekali tidak membantu untuk meningkatkan kinerja KPU, apalagi untuk dianggap sebagai sebuah kontribusi intelektual untuk secara bersama-sama menyosialkan Pemilu 2004 yang pada beberapa bagian berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya.

Justru, tanggapan yang tidak proporsional dari publik terhadap kinerja KPU akan mengakibatkan bobot kebingungan yang bertambah-tambah setiap harinya bagi para calon pemilih. Apalagi, bila komentar tersebut didasari oleh sudut pemahaman terhadap nilai-nilai demokrasi yang tragisnya justeru absurd.

Sungguh disayangkan, kehausan publik pada sosialisasi Pemilu 2004 harus "dipuaskan" oleh sebuah "analisis" soal "watak dan peran" KPU yang distorsif dan kontraproduktif terhadap visi untuk menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2004. Bukankah ini laiknya sebuah tragedi? Ketika persepsi terhadap pemilu makin dibangun di atas segala pemikiran sinis, pesimis, skeptis, dan tidak prospektif? Lalu, apa bedanya pandangan miring ini dengan prediksi "penggagalan pemilu" yang kontroversial itu?

Memang tidak bisa dipungkiri, bagaimanapun UU Tahun 2003 tentang Pemilu itu adalah produk politik yang dihasilkan para elite politik yang tentu saja berusaha mengartikulasikan kepentingan politiknya masing-masing ke dalam UU tersebut. Tak pelak lagi, UU Tahun 2003 tentang Pemilu memang jauh dari bentuknya yang ideal. Meski begitu, sebobrok apa pun UU yang dihasilkan, kinerja KPU tak seyogianya ikut digeneralisasi bobrok pula. KPU harus tetap menjalankan UU tersebut dengan idealismenya sendiri untuk menjamin keberhasilan penyelenggaraan pemilu yang berkualitas.

Sudah barang tentu, KPU tidak akan mampu memuaskan seluruh kepentingan politik yang ada. Akan tetapi, satu hal bisa dipastikan bahwa dengan idealisme, KPU akan senantiasa berjuang untuk mewujudkan penyelenggaraan pemilu sebagai realisasi atau lebih jauh lagi aktualisasi hak politik rakyat.

Tanpa pertimbangan idealisme, perekrutan anggota KPU sebenarnya bisa saja tanpa proses fit and proper test. Secara prosedural pun tugas KPU sebenarnya bisa saja dilakukan oleh sebuah dinas atau lembaga negara semacam itu. Namun, kenyataannya kita tidak bisa begitu karena tugas KPU kali ini adalah dalam rangka penyelenggaraan pemilu di era keterbukaan dan terutama karena bagaimanapun (sekali lagi!) pemilu adalah hak politik rakyat.
Untuk yang satu ini, perekrutan anggota KPU, tidak bisa tidak, harus disandarkan pada mekanisme yang transparan dan accountable untuk menjaring segelintir "intelektual" yang masih menyisakan sedikit idealisme dan political will untuk melayani dan mengawal kepentingan rakyat dan sekaligus menegakkan keadilan politik di dalam konteks penyelenggaraan pemilu.

Secara demikian, KPU sebenarnya tidak boleh dibayangkan menjadi tempat orang-orang yang berteori demokrasi. Akan tetapi, KPU -- pertama-tama harus dipahami -- adalah tempat orang-orang terpilih bekerja demokrasi dan mengabdikan dirinya pada nilai-nilai demokrasi. Luasnya tanggung jawab yang harus dipikul KPU, apa boleh buat, telah membuat demokrasi terkesan mahal. Untuk pemenuhan hak politik rakyat, semahal apa pun demokrasi yang ingin ditegakkan tidak boleh ditahan oleh pihak mana pun, atas dasar dalil apa pun.
**

PUBLIK memang berhak dan harus aktif berpartisipasi mengawasi kinerja KPU walaupun sebenarnya tugas untuk itu sudah diambil oleh Panwaslu dan pengawas-pengawas independen lainnya. Terdapat kemerdekaan yang luas bagi publik untuk mengawasi kinerja KPU melalui berbagai cara, termasuk dengan menggunakan media massa. Nah, pada tataran inilah kita menemukan tema "tanggung jawab pers terhadap pemilu". Adalah tugas pers untuk secara aktif menciptakan atmosfer yang kondusif bagi suksesnya penyelenggaraan pemilu. Syukur-syukur, pers mampu berkomitmen dan berkontribusi nyata untuk melakukan pembelajaran pemilu bagi para konstituen.

Alasannya, KPU tidak mungkin bekerja sendiri untuk melakukan sosialisasi pemilu, agar pemilu ini bisa diterima dan dipahami dengan lebih baik untuk menghasilkan sebuah penyelenggaraan pemilu yang berkualitas dan berpotensi untuk memperbaiki taraf kehidupan masyarakat. Paling tidak, pers harus aktif berpartisipasi untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi penyelenggaraan pemilu. Bukannya memberi ruang bagi aspirasi yang memperkeruh suasana hati para konstituen yang justru tengah dilanda kebingungan dan ketidakpercayaan.
Artinya, pencerahan, penyadaran, dan pemberdayaan politik rakyat itu harus dilakukan oleh semua pihak. Secara kritis dan visioner mestinya setiap elemen masyarakat, dari yang tahu, setengah tahu, tidak tahu, atau sok tahu tentang pemilu dan KPU, sepatutnya berteriak lantang tentang pentingnya sosialisasi dan pendidikan pemilih agar rakyat memiliki kesadaran ideologis dan kecakapan teknis pada saat pemilu dilangsungkan. Jangan kemudian malah diam ketika hak politik rakyat dalam memperoleh anggaran yang memadai untuk sosialisasi dikebiri!

Meski demikian, apa pun reaksi dan kritik dari anasir masyarakat terhadap kedirian KPU harus tetap dianggap sebagai energi baru bagi upaya introspeksi, retrospeksi, dan proyeksi kualitas masa depan demokrasi di persada tercinta Indonesia. Tanpa kehirauan dan kekritisan masyarakat, apa pun dan siapa pun memiliki potensi untuk menjadi tirani baru dalam jagat kepolitikan Indonesia. Jadi, terima kasih untuk semua harapan, kekecewaan, tuntutan, atau dukungan untuk KPU di dalam mengemban amanat demokrasi rakyat.***

ITALIA



P E M E R I N T A H A N

Sistem Pemerintahan:
Republik

Ibu Kota:
Roma

Hari Nasional:
17 Maret 1861



Konstitusi:
Konstitusi 11 Desember 1947, mulai efektif 1 Januari 1948, dan telah diamandemen beberapa kali

Sistem Hukum:
Berdasarkan sistem hukum sipil. Tidak mengikuti kewajiban ICJ

Hak Pilih:
18 tahun secara umum, kecuali untuk pemilihan senat dimana usia minimal 25 tahun

Lembaga Eksekutif:
Kepala Negara:
Kepala Pemerintahan:
Kabinet:
Pemilu:

Presiden Giorgio NAPOLITANO (sejak 15 Mei 2006)
Perdana Menteri Romano PRODI (sejak 17 Mei 2006)
Dinominasikan oleh Perdana Menteri dan disetujui oleh Presiden
Presiden dipilih oleh kedua kamar parlemen dan 58 perwakilan daerah untuk masa jabatan 7 tahun
Perdana Menteri ditunjuk oleh Presiden dan disepakati oleh parlemen

Badan Legislatif:
Parlemen dua kamar yang terdiri dari Senat (315 kursi) dan Chamber of Deputies (630 kursi) yang menjabat selama periode lima tahun

Badan Yudikatif:
Mahkamah Konstitusional atau Corte Constituzionale (terdiri dari 15 hakim: ⅓ dipilih oleh presiden, ⅓ dipilih oleh Mahkamah Agung, dan ⅓ dipilih oleh parlemen

Partai Politik:
Koalisi Tengah-Kiri Unione: Ulivo, DS, DL, SDI, Italian Radical Party, PdCI, Green Federation, RC, IdV, UDEUR, MRE
Koalisi Tengah-Kanan Casa della Liberta: Forza Italia, National Alliance, Union of Christian Democrats of the Centre (UDC), Lega Nord, Christian Democracy
Partai yang tidak beraliansi: PRI, New PSI, Social Alternative, MSI-Fiamma, MIS, SVP, UV




E K O N O M I

Gambaran Umum:
Italia memiliki berbagai macam industri dengan pendapatan per kapita secara kasar dapat disamakan dengan Perancis dan Inggris. Perekonomian kapitalistik terbagi menjadi dua dimana di daerah utara lebih maju, industrialis, dan didominasi oleh perusahaan swasta; dan daerah selatan yang masih relatif tertinggal, masih bergantung pada pemerintah, dan agrikultural

Latar Belakang:
Italia terunifikasi pada tahun 1861 saat negara-negara regional di semenanjung bersama dengan Sardinia dan Sisilia dipersatukan di bawah Raja Victor Emmanuel II. Pada tahun 1922, Benito Mussolini mendirikan pemerintahan diktator fasis yang menunjukkan Italia semakin dekat dengan pemerintahan parlementer. Keputusannya untuk beraliansi dengan Nazi Jerman berujung pada kekalahan Italia pada Perang Dunia II. Sebuah Republik demokratis menggantikan monarki pada tahun 1946 diikuti oleh perbaikan ekonomi. Italia merupakan anggota NATO dan Uni Eropa. Masalah yang dihadapi oleh Italia termasuk imigran gelap, kejahatan teroganisir, korupsi, tingginya angka pengangguran, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan rendahnya pendapatan dan standar kehidupan di selatan Italia dibandingkan dengan di utara Italia yang lebih makmur

Dinding Anak


Dari lima anak yang meramaikan rumah tangga kami, akhirnya mau tak mau saya harus punya anak emas. Barangkali untuk menghilangkan kesepian. Boleh jadi juga untuk mengubur sejumlah kegagalan. Dialah bibit yang telah menyisihkan Anting, yang bunting di luar nikah. Permata hati ini mewarisi apa-apa yang dimiliki ayahnya, termasuk doyannya akan sepak bola. Belum lagi mengendus taman kanak-kanak, si centil ini sudah mulai bisa menghitung, membaca, menghafal nama-nama sambil mencocokan dengan wajah-wajah para pemain bola dunia. Dari jarak umur yang begitu jauh dari kakak-kakaknya, Bibit sering menjadi buah rebutan dan tumpahan kasih saying yang terlalu berlebihan.

Malam itu para bodyguard menjabat tangan satu per satu sambil menyampaikan harapan semoga lekas dapat bekerja kembali.saya mengucapkan terima kasih dengan menanyai keadaan keluarga mereka. Benteng besi, begitu sering saya menyebut mereka, begitu kokoh, pusat keselamatan keluarga saya, dan juga Bibit. Diam-diam agaknya Bibit membaca naluri ayahnya yang menyukai para bodyguard, begitu juga si Berlian ini sangat menempel kepada orang-orang bersenjata itu. Saya lega.

Pada pesta selamatan atas kesehatan saya yang pulih-di ruang tengah dan kebun, yang dihadiri kira-kira 200 undangan-justru saya merasakan kesehatan saya memang sudah mulai merosot. Umur toh harus diperhitungkanuntuk menentukan langkah. Dan sebuah pesta saya pikir selalu menohokkan kenyataan bahwa masa berkabung sudah dekat.

Sementara saya mengangguk kesana dan kemari, masya Allah, saya lihat Bibit berayun-ayun dengan senang pada pohon yang tinggi di halaman. Saya memberi isyarat kepada salah satu bodyguard untuk mengikuti sudut mata saya.

“Astaga!” seru si bodyguard setelah menyaksikan Bibit nongkrong di ketinggian itu. Bagaimana cara Bibit bisa memanjat pohon setinggi itu di malam hari pula…. Dan kenapa hanya kami berdua yang menyaksikannya, lalu tamu-tamu sama sekali tidak…Tetapi nanti dulu…. “Lihat dengan matamu!” bentak saya, “itu bukan pohon!”

“Astaghfirullah….itu makhluk hidup, pak!” serunya.

Bibit jelas sekali mula-mula berayun-ayun di atas dahan, lalu dahan itu menggelembungkan dirinya menjadi lengan, dan pemilik lengan itu lalu mengembang, melebar, dan meninggi. Ya, ya, tiba-tiba saya mengenal siapa pemilik lengan itu, yang wajahnya tak tertembus oleh cahaya.

“Izra’il!” teriak saya.

“Apa maksud bapak?” sentak bodyguard itu sambil mencabut pistol dan menodongkan kepada batang kelam yang membopong Bibit itu. Sebaliknya Bibit tertawa-tawa, berayun-ayun, dan memanggil-manggil kami dengan suaranya yang masih cadel.

“Izra’il. Apa maksud anda bermain-main dengan anakku?” seru saya.Tubuh yang mengembang berubah apa saja itu tidak menyahut.

“Saya mohon turunkan anakku.” Makluk yang tak bertepi itu makin memalamkan diri, lembaran-lembaran bulunya dan kerudungnya berkibar diterpa angin.

“Izra’il, saya mohon. Saya mohon anakku. Saya mohon sudi memberikan anakku.” Makhluk itu melebarkan diri, rasanya kami dikepung rimbunan pohon yang pekat. Udara makin dingin. Izra’il lalu memperlihatkan keasliannya. Tubuhnya makim mengembang, mengembang, mengembang, hingga lebih luas dari langit. Barat dan timur di antara kedua tangannya, seperti hidangan di atas meja yang dengan mudahnya ia jangkau. Dan ia makan sesuka hatinya. Lalu Malaikat Maut ini memeperlihatkan bagaimana ia memutar bumi. Seperti kita memutar mata uang di telapak tangan. Kemudian ia memperlihatkan empat wajahnya. Satu di depan, satu dikepala, satu di belakang, dan satu lagi ditelapak kakinya. Namun karena berkerudung tak tertembus cahaya, wajah itu lebih mirip prahara yang menghunjam-hunjam di lembah berpagar empat gunung. Ia lalu mengepakkan sayapnya yang maha luas, sambil memperlihatkan tubuhnya yang tertutup mata yang jumlahnya tak terjangkau oleh mesin hitung. Jika satu matanya menutup,berarti satu makhluk menemui ajalnya. Mendadak sontak ia melesat ke angkasa dan duduk dan duduk pada singgasananya di langit keenam. Dan satu juta lembar kerudungnya berkibar-kibar menutupi planet-plenet.

Lalu mendadak Bibit seperti meniti sulur yang maha panjang, berayun turun dan langsung menubruk saya dengan tertawa kegirangan.

“Papa!”serunya. dengan berlelehan air mata saya peluk Bibit erat-erat. Saya ciumi dan saya bawa lari ke dalam meninggalkan tempat yang mencemaskan itu dengan bodyguard yang telah jadi patung dengan tetap pada posisinya menodong pistolnya.

Sejak kejadian itu Bibit tak mungkin lepas dari dekapan saya. Tindakan Malaikat Izra’il mendekati anak saya sudah merupakan permainan yang berbahaya. Apa maksudnya? Agaknay saya menangkap firasat. Ketika ia membatalkan niatnya mencabut nyawa saya-karena saya belum berbenah, karena kotoarn masih memenuhi semua kawasan tubuh saya-keliatan ia memahami pengetahuan semesta. Namun, sesungguhnya apa artinya tubuh yang kotor dan tubuh yang bersih bagi suatu pekerjaan yang punya batas waktu, jika memang suatu rangkaian kehidupan tak dapat ditawar harus diakhiri. Apakah kehendak-kehendak Tuhan dapat ditawar?

Waktu saya bersalat istikharah-shalat memohon petunjuk-nah, saya telah dikaruniai petunjuk itu: Malaikat Izra’il segera mencabut nyawa Bibit! Seperti disengat kumbang, saya meloncat dari sajadah, menghantam lemari kaca dan menggulingkannya, hingga isinya-porselin-porselin Cina abad ke-15-berantakan berkeping-keping. Saya sudah curiga sejak semula!
“Ini tidak adil! Ini tidak adil!” teriak saya pada jumat dini hari itu. Saya tersedu-sedu di pojok ditunggui istri yang juga berlelehan air matanya tak mengerti. Saya memukul-mukul dinding dengan terus nyerocos:

“Mengapa justru Bibit yang dipilih! Kenapa bukan saya, bangkotan-nya. Kenapa bukan kamu, ibunya. Kenapa bukan Joko, atau Jarot, atau Anting, atau Bening.” Istri serta merta memeluk saya sambil menangis sejadi-jadinya. Sesungguhnya semesta ini digelar berdasarkan perikemanusiaan atau periketuhanan?

Bibit, satu-satunya harapan saya di dunia, harus saya buang. Jika dia sudah saya buang dan tidak lagi merupakan bagian dari saya, tak ada alasan lagi Malaikat Izra’il memburunya. Saya memang curiga telah terjadi kerancuan kerja. Hanya dalam keluarga kami belum ada yang lulus untuk berangkat ke akhirat, dan kebetulan Bibitlah yang memenuhi syarat, lalu dia boleh mewakili keluarga. Ini keterlaluan. Sama sekali jauh dari sifat-sifat adil.

“Tetapi, apakah Bibit memang menjadi tumbal keluarga ataukah dia sebenarnya sudah waktunya untuk meninggalkan dunia yang fana ini, itulah yang pelik,” ujar Zaid, dokter dan guru pribadi saya, ketika seluruh keluarga kami dalam ketegangan. Terus terang saya tidak suka mendengar pendapatnya ini.

“Dokter, Anda saya rasa diam-diam telah kongkalingkong dengan Izra’il!” sergah saya sambil meninggalkannya. Lalu secepatnya saya perintahkan seluruh keluarga dalam keadaan siaga penuh.

Bibit saya buang ke Wonogiri. Entahlah, bagaimana mula saya memilih bagian yang gersang dari bumi Jawa Tengah itu jadi tempat mukimnya. Empat orang bodyguard, dua orang babysitters, seorang guru sekolah, seorang guru agama, dua orang perempuan pembantu, dan seorang penghubung yang harus melaporkan segalanya kepada saya, berangkat bersama menjaga Bibit di persembunyianya. Sebuah keluarga miskin yang kebutuhannya lalu saya cukupi, saya perintahkan untuk mengambilnya sebagai anak. Betapa lega saya. Dengan tindakan ini rasanya saya sudah mampumenyembunyikan Bibit dengan aman.kekayaan dan kekuasaan saya harus mampu menyelamatkan Bibit.

Tanpa saya duga Izra’il muncul di depan lapangan parker perusahaan saya, pada suatu hari. Ia tegak laksana brankas. Pekat mengilap. Dan brankas itu menerbitkan embun. Lalu embun itu menjelma Malaikat yang sejumlahnya tak sebuah computer pun bisa menghitung, yang kemudian malaikat-malaikat bertasbih kepada Allah. Suara puja-puji itu memenuhi sekeliling lapangan parker dengan lembut dan indah.

Saya hampiri Izra’il sambil berkata: “Anda sudah tidak mungkin lagi mengejar-ngejar Bibit. Dia sudah bukan saya anak lagi. Antara kami dan dia sudah tidak ada pertalian apa-apa.”

Seperti biasanya, Izra’il tidak menjawab. Kali ini ia tsetinggi manusia biasa dengan hiasan sayap pada punggungnya yang nampak berpendar-pendar cahayanya. Suatu sinar yang menimbulkan kesejukkan, yang membuat sejenisnya di bumi pudar.

“Biarlah Bibit saya ambil. Anda’kan tak bakal sedih karena dia sudah bukan anak anda lagi,” ujar dokter Zaid tiba-tiba, yang sejak tadi diam saja di samping saya..

“Masya Allah,” teriak kekagetan saya, “Sadarkah Dokter bahwa mulut anda sedang dipinjam oleh Izra’il!” saya pun berlari menuju mobil dan tancap gas.

Saya langsung ke bandara halim. Dengan pesawat pribadi saya terbang ke Solo. Dari Bandara Solo saya meloncat ke Wonogiri dengan helicopter.

“Cepat berbenah!” perintah saya kepada orang-orang yang menjaga Bibit, ketika saya sampai di rumah orang tua asuh anak saya itu. Mereka kalang-kabut. Bibit yang tak tahu-menahu menjadi senang atas kedatangan ayahnya. Apalagi mau diajak dengan helicopter.

Secara serampangan saya putuskan helicopter yang berjubel itu untuk terbang ke Pacitan, sebuah kota pantai selatan di kawasan Jawa Timur. Saya tidak tahu ke rumah siapa lagi Bibit saya harus titipkan. Otak saya harus terus beredar guna mencari jalan demi menghindarkan Bibit dari tekanan Malaikat Izra’il. Segala cara saya harus tempuh. Tiba-tiba secar intuitif saya menemukan akal baru.

“saya umumkan mulai hari ini nama Bibit sudah saya ganti menjadi Sruni,” kata saya dengan tegas. Orang-orang menjadi bengong. Namun, mereka tau bahwa segalanya dalam keadaan kalut, hingga tidak perlua ada pertanyaan. Saya menyuruh mereka untuk menyebut nama Bibit yang baru, dan mereka pun kompak dan akur.kami semua terasa melecut helicopter untuk mengebut, sambil mengendap-endap menghindar dari tiap sergapan Malaikat Izra’il.

“Ya, Allah, hamba mohon selamatkan Sruni. Berkahi hidupnya, canangkan masa
depannya. Dia harapan hamba, ya Allah. Selamatkan dia dari tangan Izra’il,” gumam saya yang ditelan derum mesin helicopter.

Setelah memasuki kawasan Pacitan, saya minta helikpter mendarat di suatu perkampungan sedapatnya. Kami berloncatan keluar. Sruni tidak suka pendaratan ini. Dia meronta karena lebih suka terbang. Saya cangking saja dia sambil memerintahkan para bodyguard untuk berjaga-jaga.seketika masyarakat mengerumuni helicopter kami sebagai tontonan. Dengan bergegas kami menemui sebuah keluarga, yang dengan terheran-heran mereka mau menerima Sruni dan rombongannya.

Malam hari setelah Sruni tertidur, saya tinggalkan mereka dengan pesan jangan sampai mengendorkan kewaspadaan. Saya kembali ke helicopter dengan kepenatan. Perkampungan sudah senyap, hanya erik dan kungkong yang meramaikannya.suatu perpaduan yang melahirkan musik minimal yang meresapka, jalin-menjalin begitu lembut: malam, ilalang, jangkrik dan katak, kesenyapan. Helicopter bergetar segera mengambang , saya hamper terlelap ketika lampu pesawat menerangi sebuah sosok: batang yang kelam itu lagi! Saya tersentak dan meloncat kembali ke bawah. Dengan tersaru-saruk mendekatinya sambil menyibak-nyibakkan semak, saya saksikan ia mentransformasikan dirinya menjadi bukit cahaya yang berbinar-binar, yang seketika sekelilingnya menjadi terang benderang siang hari. Tersirap darah di dada, saya berkata terbata-bata kepada Izra’il yang gilang gemilang itu:

“Bibit sudah menjadi masa silam. Yang ada hanya Sruni, gadis kecil yang sedang meniti masa depannya.” Sesaat suasana lengang. Lalu entah dari mana terdengar suatu suara:

“Dalam catatan nasib, Bibit memang haru mati pada hari ini di sebuah perkampungan di Pacitan, ketika namanya sudah diganti dengan Sruni….”

seketika saya berteriak sekeras-kerasnya, membelah angkasa, mengadukan nasib saya kepada Tuhan, sambil berlari berlelehan air mata saya mencoba menjemput Bibit kembali.

Kritik untuk cerpen ini adalah:

Cerpen ini menceritakan hal yang cukup menarik yang berkaitan dengan masalah kagamaan. Di cerpen ini kita bisa mengambil satu nilai penting untuk kita jadikan pengetahuan. Jadi cerpen ini menceritakan bahwa apabila kita sudah harus di takdirkan untuk di cabut nyawanya oleh Yang maha kuasa, kita tidak bisa menghindar walaupun kita menggunakan kekayaan dan kekuasaan yang kita miliki. Hasilnya ajal pun pasti akan datang dengan pasti.

Akan tetapi ada beberapa hal yang ingin saya kritik mencakup masalah tentang cerpen ini. Cerpen ini cukup menarik, akan tetapi dalam isi ceritanya banyak sekali kata-kata yang kurang baku. Cerpen ini juga banyak menggunakan kata yang sukar. Sukar disini maksudnya banyak menggunakan kata-kata yang tidak biasany digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi kita perlu mempersiapkan sebuah kamus untuk mengetahui arti dari kata tersebut.

Agaknya dalam cerpen ini juga terlalu berlebihan mencakup masalah Malaiat. Di cerpen ini menjelaskan bentuk dan rupa sebuah Malaikat yang harusnya sama sekali kita tidak tahu hal tersebut. Sehingga menurut saya buku ini memiliki rating yang remaja atau perlu bimbingan orang tua, karena mencakut masalah keagamaan.

Saya kira cukup kritikan saya tentang cerpen ini, akan tetapi buku ini sangat menarik untuk di baca teman-teman. Jadi saya harap teman-teman tertarik untuk membaca cerpen ini dan sapa tau teman-teman memiliki sesuatu hal yang menarik bagi diri anda dalam cerpen ini, termasuk juga kritikan anda tentang cerpen ini. Jadi selamat mencoba untuk membaca buku ini, mudah-mudahan anda bisa tertarik dengan bacaan ini dan juga mendapat pengetahuan pada cerpen ini

Sekian dari saya, apabila ada kata-kata yang salah harap maklum karena saya membuat ini hingga larut malam bahkan tidak tidur. Sekian dan terima kasih.





BLACK HOLES





Pembahasan mengenai Black Holes ini saya muat dalam karya tulis ilmiah saya dalam program Bahasa Indonesia dalam rangka memenuhi tugas semester pertama kelas 3 sma ipa.


Hal ini menarik bagi saya untuk mempublikasikan serta membagi pengetahuan dengan para pembaca sekalian, oleh karena dasar itulah saya mencoba memposting mengenai Black Holes ini.


Pada dasarnya penjelasan mengenai Black Holes ini cukup panjang karena dalam pembuatan karya ilmiah saya menggunakan sistem deskriptif, akan tetapi pada blog ini saya hanya memberikan garis besar atau kesimpulan yang saya ambil dari karya tulis ilmiah yang saya buat.


Black Holes adalah sebuah lubang hitam yang ada di luar angkasa yang memiliki energi kuantum dan daya tarik yang sangat tinggi, yang mampu menghisap semua benda yang ada di sekelilingnya bahkan cahayapun tidak dapat tembus di dalamnya.


Black Holes ini banyak dibahas oleh para ilmuwan serta fisikawan terkenal seperti Albert Einstein dan jg Stephen Hawking. Albert Einstein mengatakan bahwa di dalam Black holes terdapat sebuah energi kuantum yang begitu besar serta daya tarik yang luar biasa. Hal itulah yang menjadi sebuah kendala bagi Albert Einstein sendiri untuk bisa menguak informasi tentang Black Holes karena keterbatasannya daya serta kemampuan Einstein untuk dapat menelaah lebih dalam.


Sayangnya masih banyak sekali hal mengenai Black Holes ini yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah. Namun, setelah percobaan yang di lakukan oleh para ilmuwan di temukanlah sebuah titik terang bagi kemajuan ilmu pengetahuan mengenai Black holes ini.

Ternyata di dalam luar angkasa ini terdapat sebuah gaya yang besar yang dinamakan dengan Wormhole. Wormhole adalah sebuah pusaran dimana terdapat sebuah gaya gravitasi yang luar biasa sangat besar sehingga benda apapun yang masuk kedalam Wormhole akan dapat melaju dengan kecapatan yang sangat tinggi melebihi kecepatan cahaya, meskipun kapal butut sekalipun.


Dengan adanya penemuan mengenai Wormhole tersebut kita bisa mengaitkan dengan definisi Black holes yang sudah ada.

Kita ketahui bahwa terdapat misteri dalam Black Holes ini yaitu tentang kemanakah benda yang terhisap oleh Black Holes serta ada apa di dalam Black Holes, serta hal-hal lain yang menjadi sebuah pertanyaan bagi diri kita.

Para tokoh banyak mengambil sebuah kesimpulan bahwa di dalam Black Holes terdapat dimensi ruang dan waktu atau para ilmuawan sering mengatakan bahwa Black Holes sebagai time travel.


Untuk mempermudah mengenai hal diatas kita bisa melihat salah satu acara cartoon anak yaitu Doraemon dimana pada film tersebut merupakan hasil dari ilustrasi mengenai konsep Black Holes dalam bentuk animasi anak.

Pada film Doraemon ini terdapat sebuah alat ruang dan waktu yang bisa pergi ke waktu yang sudah lampau maupun masa depan.


Bentuk ilustrasi tersebut sesuai dengan konsep yang di temukan oleh para ilmuwan mengenai Wormhole. Ilmuwan mengatakan bahwa dengan data mengenai Wormhole tersebut ada kemungkinan kita bisa menjelajahi waktu, tidak hanya itu bahkan kita dapat berinteraksi dengan semua hal yang ada pada saat itu.



Kaitannya dengan Black holes adalah ada kemunkinan bahwa di dalam Black Holes terdapat Wormhole atau bisa dikatakan bahwa Wormhole merupakan bagian dari Black holes itu sendiri.


Demikianlah kesimpulan yang saya dapat tarik mengenai Black Holes dari karya tulis ilmiah saya, semoga dapat bermanfaat.

Senin, 07 Januari 2008

PUNK



Punk merupakan sub-budaya yang lahir di
London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh
politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di
Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku
indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan
we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal
Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia
kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi
rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik
rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Punk dan Anarkisme


Kegagalan
Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah
anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut
DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan
Anarko-punk.

Punk di Indonesia

Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa
tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.