CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

HAI TO THE WORLD

YOU CANNOT KILL WHAT YOU DID NOT CREATE

by : SLIPKNOT

Jumat, 11 Januari 2008

KMNRT

Lokakarya Open Sources ASEAN di Jakarta. Sebagai tindak lanjut Asean Cost 2005, Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) menyelenggarakan Asean Workshop on Open Source Software, dengan tema “Strengthening the Cooperation on Open Source Software” di Puspiptek Serpong, 7 - 8 November 2007.

Acara diikuti peserta dari Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam dan Indonesia; baik pihak swasta maupun pemerintah dari Departemen, Kementerian, Lembaga-lembaga, Pemerintah Daerah, dan Asosiasi, serta Perguruan Tinggi. Lokakarya dibuka oleh Deputi Bidang Dinamika Masyarakat KMNRT mewakili Menteri Negara Riset dan Teknologi yang dalam sambutannya mengatakan, bahwa tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan IGOS 2007 kepada negara-negara ASEAN karena Indonesia sebagai penanggung jawab di bidang ICT (TIK : Teknologi Informasi & Komunikasi ) untuk periode tahun 2007 -2011.

Sebagai acara tambahan guna memperkenalkan perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia, para peserta lokakarya pun diajak mengunjungi beberapa laboratorium di kawasan Puspiptek Serpong. Dengan KMNRT : Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang berperan sebagai ujung tombak pengembangan IGOS : Indonesia Go Open Sources ---resmi dideklarasikan pemerintah RI sejak tahun 2003--- pada ajang ASEAN Technology Week 2005 dimana KMNRT bertindak selaku tuan rumah di gedung BPPT Jakarta, maka piranti lunak IGOS versi terawal telah dikedepankan Menristek Kusmayanto Kadiman Ph.D untuk digunakan sebagai OS komputer dalam seluruh acara konferensi.

Inisiatif Menristek kala itu mendapat sambutan positif dari sesama kolega Menteri se-ASEAN, berhubung kinerja piranti lunak IGOS versi 2005 yang memang berjalan dengan memuaskan. Diantara kalangan negara ASEAN Indonesia termasuk aktif berinisiatif mengembangkan aplikasi Open Sources, dan memang berlainan halnya dengan semisal negara Singapore dan Malaysia yang dengan kecukupan income warganya cenderung memilih aplikasi piranti lunak komputer berbayar : propietary license semisal OS Windows, hingga kurang tergerak untuk mengembangkan OS model IGOS yang bisa diperoleh gratisan atau dengan pengeluaran biaya amat minimum.

RI memang masih termasuk negara berkembang berpenghasilan level-menengah-bawah, hingga memang amat pantas untuk berkepentingan dalam mengembangkan piranti lunak berbasis Open Sources guna menghimpun penghematan biaya anggaran negara untuk pembiayaan TIK Nasional disamping berupaya keras demi menghindari diri dari ketergantungan terhadap suatu industri multi-nasional raksasa global tertentu, sekaligus mengembangkan kreativitas para perekayasa aplikasi komputer lokal.

Pemerintah RI pun pantas mencontoh negara Rusia yang bersungguh-sungguh mensinergikan kerja sama antar instansi-departemen strategis guna menginstalasikan aplikasi OS berbasis Linux serempak dengan penyebaran akses Internet on-line ke seluruh pelosok negeri, yakni di lingkungan sekolah sebagai institusi pendidikan yang amat berperan vital dalam pengembangan brainware sumber daya manusia untuk masa depan suatu bangsa.

Sumber: Up dates situs KMNRT. / Rizal AK.
































Bahaya Pemakaian Handphone
di Rumah Sakit

Setelah pom bensin melarang penggunaan telepon seluler, beberapa rumah sakit di luar negeri kini telah memberlakukan peraturan yang sama dengan alasan keselamatan pasien. Kemungkinan besar, frekuensi radio yang dipancarkan telepon seluler dapat mengganggu frekuensi radio lain yang digunakan peralatan medis elektronik di rumah sakit. Contoh kecil saja saat seseorang melakukan hubungan telepon di dekat radio yang sedang menyala. Saat menekan tombol 'call', suara yang keluar dari radio yang tadinya jernih akan terganggu. Hal yang sama juga akan terjadi pada beberapa peralatan medis penting seperti monitor jantung, pompa infus, dan peralatan radiologi. Dikhawatirkan, sedikit kesalahan saja bisa berakibat serius bagi pasien.

FDA ( Food and Drug Administrations ) akhirnya mengeluarkan peringatan resmi bahwa sinyal telepon seluler dapat mengganggu fungsi peralatan medis dan merekomendasikan rumah sakit untuk mengatur penggunaan telepon seluler. Perlu diingat, bahkan telepon yang tidak digunakan namun masih dalam keadaan stand by pun tetap memiliki efek yang sama. Mengapa? Meski tidak digunakan, telepon seluler tetap mengirimkan sinyal ke stasiun induknya setiap beberapa menit untuk mengecek kekuatan sinyal dan lokasi.

sumber : majalah fit














Berita Iptek DINO-BIRD: MIMPI TERBANG SEEKOR DINOSAURUS
DONGENG PARA EVOLUSIONISDengan berdalih sebagai sesuatu yang ilmiah, evolusionis sering mengatakan bahwa “dinosaurus kecil memperoleh sayap dan kemudian menjadi burung.” Akan tetapi, penjelasan mereka tentang bagaimana perubahan ini terjadi hanyalah sebatas dongeng belaka. Seperti yang digambarkan oleh evolusionis ini, mereka mengatakan bahwa dinosaurus yang mengepakkan kaki depannya untuk berburu serangga secara perlahan dan bertahap “berubah menjadi bentuk sayap.” Sebagai sebuah khayalan, skenario ini memunculkan satu pertanyaan menarik: Lalu, bagaimanakah serangga, yang selain sudah dapat terbang juga memperlihatkan kehebatan aerodinamis dengan mengepakkan sayapnya 500 kali per detik secara serempak, dapat memperoleh sayap?
Beberapa waktu lalu media massa dunia memuat penemuan baru-baru ini tentang sekumpulan fosil di Cina sebagai bukti yang mendukung teori evolusi. Beijing’s Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology mengeluarkan pernyataan bahwa satu dari keenam fosil dalam kelompok tersebut adalah milik seekor “Dino-Bird (burung-dino) bersayap empat” (burung-dino adalah nama makhluk rekaan berbentuk separuh burung separuh dinosaurus, yang diduga sebagai nenek moyang burung). Lembaga ini juga menyatakan bahwa makhluk punah ini dapat terbang, atau setidaknya, bergelantungan di pepohonan. Media masa pendukung Darwinisme sekali lagi melakukan propagandanya habis-habisan meskipun teori ini sama sekali dan telah berulang kali dibuktikan keliru.
Nyatanya, sama sekali tidak terdapat bukti yang mendukung propaganda mereka. Sebab, tidak ada “burung-dino bersayap empat” (makhluk separuh burung separuh dinosaurus) atau data ilmiah apa pun yang mendukung teori evolusi burung dari dinosaurus.
Fosil baru: 20 juta tahun lebih muda dari Archaeopteryx
Archaeopteryx adalah seekor burung yang hidup sekitar 150 juta tahun lalu. Archaeopteryx sangatlah penting karena termasuk burung tertua yang hingga kini pernah ditemukan. Tak seorang ilmuwan pun pernah menemukan fosil burung yang berusia lebih tua dari Archaeopteryx . (Meskipun sebagian kalangan telah mengklaim bahwa fosil Protoavis berusia 225 juta tahun adalah “burung tertua”, namun tesis ini tidak diterima secara luas.)
Selain itu, Archaeopteryx tergolong seekor burung sejati, dengan semua ciri burung yang dimilikinya. Bulu-bulunya yang asimetris sama dengan burung masa kini, termasuk bentuk sayapnya yang sempurna, rangka yang ringan dan berongga, tulang dada yang menyangga otot terbang, serta banyak ciri lainnya yang meyakinkan para ilmuwan bahwa Archaeopteryx adalah seekor burung sejati yang mampu terbang sempurna. (selengkapnya, baca karya Harun Yahya; Darwinism Refuted: How The Theory of Evolution Breaks Down in the Light of Modern Science, Goodword Books, 2003; www.darwinismrefuted.com, www.darwinism-watch.com)
(1). BULU YANG ASIMETRIS: Bulu dari semua burung modern adalah asimetris. Bentuk ini memberikan fungsi aerodinamis bagi burung. Fakta bahwa bulu Archaeopteryx juga asimetris telah menggugurkan pendapat evolusionis bahwa burung ini tidak dapat terbang. (2). FOSIL CONFUCIUSORNIS DAN GAMBAR BURUNGNYA KETIKA MASIH HIDUP: Confuciusornis, yang fosilnya terlihat di sini, hidup dalam periode geologis yang sama dengan Archaeopteryx. Berbeda dengan Archaeopteryx, paruh burung ini tidak bergigi. Penemuan ini mengungkapkan bahwa Archaeopteryx bukanlah "burung primitif", melainkan spesies burung yang sebenarnya. (3). CAKAR HOATZIN:Sejumlah spesies burung yang hidup sekarang memiliki ciri fisik yang serupa dengan Archaeopteryx. Sebagai contoh, burung hoatzin juga memiliki struktur mirip cakar pada sayapnya.?
Akan tetapi, dua ciri Archaeopteryx yang sangat membedakannya dari burung modern adalah sayapnya yang memiliki cakar, dan gigi pada paruhnya. Karena dua ciri inilah sejak abad ke-19 para evolusionis berupaya menampilkan burung ini sebagai “semi reptilia”. Namun ciri-ciri ini sesungguhnya bukanlah bukti yang menunjukkan kaitan antara Archaeopteryx dan reptilia. Penelitian menunjukkan bahwa Hoatzin, spesies burung yang hingga kini masih hidup, juga memiliki cakar pada sayapnya ketika masih muda. Archaeopteryx bukan pula satu-satunya “burung bergigi”, sebab spesies burung lainnya di masa lalu yang ada dalam catatan fosil juga memiliki gigi, misalnya, Liaoningornis berusia 130 juta tahun juga memiliki gigi pada paruhnya (“Old Bird,” Discover magazine, March 21, 1997).
Jadi, penjelasan para evolusionis bahwa Archaeopteryx adalah sejenis “burung primitif” sungguh keliru, dan para ilmuwan telah menerima bahwa makhluk ini terlihat sangat menyerupai burung masa kini. Profesor ahli burung terkemuka di dunia asal Kansas University, Alan Feduccia, menyatakan, “Kebanyakan mereka yang baru-baru ini mempelajari sifat-sifat anatomis Archaeopteryx, mendapati makhluk tersebut lebih banyak menyerupai burung daripada yang pernah mereka sangka sebelumnya,...”. Propaganda para pendukung Darwinisme telah keliru, dan Feduccia dalam bukunya The Origin and Evolution of Birds (Yale University Press, 1999, hlm. 81) juga telah menyatakan bahwa, hingga baru-baru ini, “kemiripan Archaeopteryx dengan dinosaurus theropoda terlalu dibesar-besarkan.”
Singkatnya, Archaeopteryx adalah burung tertua yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti pada burung-burung modern, termasuk dalam hal kemampuan terbangnya. Selain itu, Archaeopteryx berusia sekitar 150 juta tahun.
Permasalahan seputar usia fosil
Archaeopteryx memperlihatkan satu fakta kunci: Burung telah ada sejak 150 juta tahun lalu. Mereka telah mampu terbang. Jika para evolusionis ingin mengemukakan sejumlah “nenek moyang burung,” maka makhluk-makhluk ini haruslah telah hidup sebelum 150 juta tahun lalu.
Satu fakta ini saja sudah cukup untuk menunjukkan bahwa pernyataan tentang “burung-dino bersayap empat” yang disebarluaskan ke seluruh dunia sangat tidak berdasar dan tidak benar. Sebab, fosil yang diketemukan di Cina dan dinamakan Microraptor gui ini – yang oleh para evolusionis dicoba-tampilkan sebagai “nenek moyang burung-burung primitif” – hanyalah berusia 130 juta tahun, dengan kata lain 20 juta tahun lebih muda dari burung yang diketahui paling tua. Jelas, sama sekali tidak masuk akal untuk menampilkan seekor burung “sebagai nenek moyang burung-burung primitif” ketika terdapat sejumlah burung yang telah terbang 20 juta tahun sebelum makhluk ini ada.
Microraptor gui
Jadi, apakah makhluk yang dinamakan ’Dinosaurus bersayap empat’ (Microraptor gui) ini?
Gagasan "dinosaurus menumbuhkan sayap saat berusaha menangkap serangga yang terbang" bukanlah suatu lelucon, melainkan sebuah teori yang menurut kaum evolusionis amat ilmiah. Contoh ini sudah cukup untuk menunjukkan seberapa serius kita harus menanggapi kaum evolusionis
Sama halnya, semua fosil “burung-dino” yang dikemukakan sejak awal tahun 1990-an semuanya diragukan keabsahannya. Salah satu dari “dinosaurus berbulu” tersebut, yakni Archaeoraptor, adalah fosil yang dipalsukan. Pengkajian mendalam pada fosil-fosil burung-dino lainnya menunjukkan bahwa “bulu-bulu” mereka ternyata serat-serat yang mengandung kolagen di bawah kulit, demikian dinyatakan dalam majalah Science edisi 14 November 1997. Dalam perkataan Profesor Feduccia, “Banyak dinosaurus telah ditampilkan sebagai makhluk yang tertutupi bulu-bulu yang berpola aerodinamis tanpa disertai bukti apa pun yang mendukungnya.” Dalam bukunya yang terbit tahun 1999, ia menulis, “Pada akhirnya, tak ada dinosaurus berbulu yang pernah ditemukan, meskipun banyak bangkai dinosaurus dengan kulit yang terawetkan dengan baik telah ditemukan di berbagai tempat.”
Begitulah, ketika mencari jawaban sesungguhnya tentang apa itu Microraptor gui, kita harus senantiasa ingat akan sikap para evolusionis yang penuh prasangka dan suka mereka-reka. Makhluk ini mungkin saja memiliki struktur anatomi yang sangat berbeda dengan gambar-gambar “rekonstruksi” yang muncul di media masa.
Hal ini juga telah ditengarai oleh Profesor Alan Feduccia. Dalam sebuah korespondensi baru-baru ini, ia menulis:
“Saya belum yakin bahwa makhluk tersebut bersayap empat; mungkin saja yang nampak oleh kita adalah bulu-bulu burung yang sebenarnya tidak pernah ada, dan ini sungguh sulit untuk ditafsirkan. Ciri-ciri yang menghubungkan hewan ini dengan dromaeosaurus juga sangat meragukan. Yang pasti, ekornya sangat berbeda dengan dromaeosaurus yang pernah diketahui, dan cakarnya tidak berbentuk melengkung, tapi hanya sedikit besar. Juga, bagian pubisnya lebih menyerupai burung. Mungkin kita tidak sedang menyaksikan dromaeosaurus yang dapat terbang, akan tetapi sisa-sisa dari unggas di masa awal… sekitar 20-30 juta tahun jauh sebelum Archaeopteryx.”
Majalah National Geographic menampilkan gambar "burung-dino" seperti ini di tahun 1999, dan menyajikannya ke seluruh dunia sebagai bukti evolusi. Dua tahun kemudian diketahui, bahwa sumber yang mengilhami gambar ini, Archaeoraptor, adalah kebohongan ilmiah. Situs BBC News juga melaporkan kebohongan ini dalam artikelnya yang berjudul ‘Piltdown’ bird fake explained (Pemalsuan burung ‘Piltdown’ terungkap)
Dan bahkan jika penafsiran tentang Microraptor gui terbukti benar, teori evolusi takkan mendapat pengukuhan apa pun dari hal ini. Sepanjang sejarah, puluhan juta spesies telah hidup dalam rentang spektrum biologis yang sangat lebar, dan banyak dari spesies ini telah punah seiring perjalanan masa. Sebagaimana mamalia terbang yang ada saat ini, seperti kelelawar, di zaman dahulu pun terdapat reptil-reptil bersayap (pterosaurus). Banyak beragam kelompok reptil laut (misalnya ichthyosaurus) hidup di masa lalu dan kemudian punah. Namun yang sungguh mengejutkan tentang spektrum yang lebar ini adalah hewan-hewan dengan ciri dan struktur anatomis berbeda muncul seketika dan dalam bentuk mereka yang telah lengkap sempurna, dan bukan sebagai turunan dari bentuk-bentuk nenek moyang yang lebih primitif. Misalnya, kita saksikan seluruh struktur kompleks burung muncul menjadi ada secara tiba-tiba pada Archaeopteryx. Tidak terdapat “burung-burung primitif” bersayap. Tidak ada “penerbangan primitif.” Keyakinan tentang adanya paru-paru burung primitif juga sungguh tidak mungkin, sebab paru-paru unggas – yang sangat berbeda secara struktural dari paru-paru reptilia dan mamalia – memiliki struktur rumit yang tak tersederhanakan.
Singkatnya, catatan fosil terus saja memperlihatkan kesimpulan bahwa seluruh makhluk hidup muncul di bumi melalui penciptaan, dan bukan evolusi akibat pengaruh alamiah. Pernyataan terakhir tentang burung-dino ini takkan mampu merubah fakta yang ada.










Mantan Presiden India Pembicara Kunci KIPNAS IXSenin, 12 November 2007 17:21 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala LIPI Umar Anggara Jenie menyatakan tokoh terkemuka India itu akan berbicara tentang pengalaman negara itu untuk memajukan sains dan teknologinya. Abdul Kalam adalah seorang insinyur aeronautika sekaligus pakar peroketan balistik yang sukses membawa India menuju kemandirian teknologi dan disegani di Asia. “Kedatangan ilmuwan yang outstanding seperti beliau adalah suatu kehormatan bagi masyarakat ilmuwan Indonesia,” kata Umar di kantor LIPI, Senin. Dalam pemerintahannya, Kalam selalu menekankan pentingnya kemandirian teknologi bagi bangsanya. Umar berharap Kalam dapat memberi pencerahan kepada ilmuwan Indonesia untuk tetap bersemangat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di tanah air. “Semangat swadeshi, kalau bisa buat mengapa harus beli, yang beliau tekankan sangat mendorong India menjadi bangsa yang kuat,” katanya. Selain Abdul Kalam, hadir pula dua ilmuwan asing seperti Moo Seung-Bong, Direktur Jenderal Korea Hydro dan Nuclear Power dan Hilmi Volkan Demir, Associate Director of Nanotechnology Research Center of Bilkent University, Turki. Pembicara kunci dari dalam negeri antara lain, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Emil Salim, Erna Witoelar, Daniel Murdiyarso dan Mezag Ratag. Mereka akan membicarakan perubahan alam baik global maupun lokal yang mempengaruhi budaya dan kehidupan bangsa Indonesia belakangan ini. Perubahan alam yang menonjol antara lain perubahan iklim dan bencana alam yang efeknya cukup signifikan terhadap ketersediaan air dan energi, kesehatan, pertanian/pangan dan keanekaragaman hayati. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selaras dengan alam, kata Umar, adalah kunci untuk mengatasi masalah tersebut. “Kami juga akan memberi rekomendasi dan masukan bagi delegasi Indonesia dalam forum perubahan iklim PBB (UNFCCC) di Bali, Desember mendatang. tjandra dewi


Lompatan Leopard Server AppleSenin, 12 November 2007 14:21 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pertengahan pekan lalu, Apple Computer Inc. melepas Leopard-nya di Jakarta. Ini bukan macan tutul, melainkan Leopard Server: versi terbaru dari sistem operasi Mac OS X milik Apple.Justin Zhang, Manajer OS X Product Marketing Apple Asia Pasific, menyebutkan produk yang mereka luncurkan hari itu sebagai pemutakhiran yang terbaik dari seri Mac OS X. "Leopard Server dilengkapi dengan 300 fitur baru," Zhang menambahkan.Leopard Server (Mac OS X versi 10.5) ini pun laris manis. Betapa tidak, baru dua minggu sejak diluncurkan di California, Amerika Serikat, pada pertengahan Oktober lalu, Apple mengklaim sudah menjual sebanyak dua juta kopi. Selain 300 fitur tambahan, Mac OS X Leopard 10.5 dilengkapi desktop terbaru dengan fitur-fitur seperti Stacks, Finder, Quick Look, Spaces, dan Time Machine. Bukan Apple kalau tidak meluncurkan produk dengan desain yang mencengangkan. Lihat saja kali ini desktop Leopard dilengkapi 3G Dock dengan Stack, yaitu bar serupa panel tembus pandang di dasar layar yang lebih seperti cermin karena bisa memantulkan tampilan di atasnya. Fungsinya untuk mengatur dokumen-dokumen agar dapat diakses dengan cepat dan mudah hanya dengan satu kali klik. Fitur Finder dilengkapi dengan Cover Flow dan sidebar terbaru untuk kemudahan mencari dan menyalin content dari komputer personal maupun Mac pada jaringan lokal. Content apa saja pada jaringan lokal bisa dicari dengan menggunakan Spotlight atau di-browse dengan menggunakan Cover Flow atau disalin antarjaringan dengan cara drag and drop. Fitur lainnya adalah Spaces yang digunakan untuk membuat desktop yang dimodifikasi sendiri sehingga memudahkan pengguna mengatur pekerjaan. Customized desktop dapat berisi aplikasi atau dokumen tertentu saja yang diperlukan tiap proyek. Fitur yang satu lagi, Time Machine, dibangun oleh Apple dengan beberapa alasan. Fitur ini memiliki fungsi untuk mem-back up data otomatis setelah disetel dan menemukan kembali file yang hilang.Pengguna juga bisa melakukan chatting sambil mengirimkan gambar, data, atau video serta mengganti background layar dengan fitur efek Photo Booth dan Video Backdrops, sehingga lawan chatting mengira Anda sedang berada di tempat yang berbeda. Apple Senior Vice President of World Wide Marketing Philip Schiller mengatakan, Leopard sangat ideal sebagai server alternatif bagi perusahaan besar maupun kecil. Terutama karena Leopard dilengkapi dengan Podcast Producer untuk menyimpan content yang diunggah secara otomatis ke server dan mengubahnya menjadi podcast yang bisa dimainkan di semua alat.Leopard juga dilengkapi dengan Wiki Server untuk membuat dan menyunting halaman-halaman web dan iCal yang memudahkan pengguna berbagi kalender, jadwal pertemuan, dan mengatur kegiatan dalam satu kelompok, sekolah, perusahaan kecil, ataupun perusahaan besar.Server ini juga mendukung beberapa bahasa lokal, seperti Tibet dan Vietnam. Leopard dijual dengan harga Rp 1.496.000 (untuk satu pengguna). Ada juga paket Family Pack dijual seharga Rp 2.327.600 (untuk lima pengguna). Untuk pelanggan yang membeli Mac baru setelah 1 Oktober hanya perlu menambah Rp 110.000 untuk memperoleh Mac OS X versi 10.5 ini. Leopard mensyaratkan spesifikasi perangkat keras dengan memori RAM minimum 512 megabita dan didesain untuk beroperasi pada komputer Macintosh yang menggunakan prosesor Intel, PowerPC G5, atau G4. Kartika Candra








Mengapa Sapi Menghasilkan Susu?
PERNAHKAH sobat-sobat minum susu yang berasal dari sapi? Tentu pernah lho, bahkan sering barangkali! Seperti susu murni, susu bubuk, susu kental manis, dan sebagainya, yang dihasilkan dari sapi tentunya.
Tahukah sobat-sobat, sejak zaman dahulu kala, manusia telah menggunakan susu sebagai bahan makanan. Manusia telah berternak sejumlah hewan tertentu untuk bisa menghasilkan susu secara besar-besaran. Kita memang bergantung pada ternak sapi sebagai penghasil susu. Tetapi di Spanyol, domba-domba merupakan salah satu binatang utama sebagai penghasil susu.
Bagi bangsa atau suku yang hidup di padang belantara, banyak bergantung kepada susu unta. Di Mesir orang memerah susu kerbau. Di Peru, binatang lama merupakan hewan penghasil susu. Pada banyak negara orang menggunakan susu kambing.
Susu adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar tetek yang terdapat pada binatang menyusui sebagai bahan makanan bagi anak-anak mereka dalam masa singkat setelah lahir. Susu itu menggantikan tugas darah, yang memberi hidup jabang bayi tatkala masih berada dalam rahim ibunya. Susu sebenarnya mirip dengan darah, hanya bedanya, mengandung sel-sel darah merah dan pigmen darah.
Tahukah sobat-sobat, susunan bahan yang membentuk susu itu agak saling berbeda satu sama lain, bergantung pada jenis binatang yang menghasilkan susu itu. Tetapi susu selalu mengandung zat lemak, protein, karbohidrat, dan mineral. Susu kambing misalnya, mengandung zat lemak dua kali lipat banyaknya dibandingkan dengan susu sapi, sedangkan susu rusa reindeer mengandung zat lemak lima kali lipat banyaknya dibandingkan dengan susu sapi.
Susu yang dihasilkan setiap jenis binatang itu juga mengandung berbagai macam garam sesuai dengan kebutuhan anaknya. Semakin cepat pertumbuhan anak hewan yang baru lahir, semakin banyak garam yang ia perlukan, sehingga semakin banyak garam yang terkandung dalam susu ibunya. Seekor anak sapi menjadi dua kali lipat berat badannya dalam 47 hari bila dibandingkan dengan berat badan pada waktu lahirnya.
Tetapi bagi manusia, nanti setelah 180 hari, barulah berat badannya naik menjadi dua kali lipat dari berat badannya waktu lahir. Itulah sebabnya mengapa susu sapi begitu kaya akan protein dan garam. Sehubungan dengan itu, maka untuk memberikan susu sapi kepada bayi manusia, susu sapi itu perlu dicampur air terlebih dahulu agar sedikit diperlemah kadar bahannya.
Susu yang dihasilkan oleh sapi menunjukkan bermacam-macam perbedaan kadar bahan pula. Ini tergantung pada banyak faktor. Salah satu faktor terpenting adalah soal keturunan sapi itu sendiri. Faktor kedua, soal bentuk tubuhnya bila ditilik satu per satu. Faktor yang lain adalah waktu yang terdapat antara dua masa pemerahan susu. Susu yang keluar pada saat-saat terakhir setiap kali kita memerah susu merupakan susu yang paling banyak mengandung zat lemak bila dibandingkan dengan susu yang diperah sebelumnya.
Jadi apabila seekor sapi tidak diperah susunya secara mantap, maka kali berikutnya susunya akan mengandung zat lebih banyak lagi dibandingkan dengan biasanya.
Oleh karena itu, makanan utama sapi adalah rumput-rumputan yang hijau, yang merupakan sumber vitamin bagi sapi. Maka susu yang dihasilkan sapi pada musim panas biasanya lebih kaya akan bahan vitamin dibandingkan dengan susu yang dihasilkan pada waktu musim hujan. Sebab, sapi itu tidak dapat pergi keluar mencari makanan di padang rumput pada musim dingin. Setiap satu quart susu bisa menghasilkan kurang lebih seperempat pon zat makanan padat. Zat makanan padat yang terpenting ialah zat lemak mentega, kasein atau bahan baku untuk keju, zat gula, dan bahan mineral. (Prasetya Adhityatama S., kelas III SD Negeri Pabaki 3 Bandung dan Rudi Setiadi)***
























Bagaimana Penghapus KaretMenghapus Goresan Pensil?
SEKARANG banyak dijual aneka macam bentuk dan warna penghapus karet yang bisa digunakan untuk menghapus goresan pensil. Selain bentuk dan warnanya yang macam-macam, beberapa di antaranya juga ada yang memiliki aroma wewangian yang cukup menarik, seperti penghapus berbentuk permen dengan aroma wangi permen karet, atau penghapus berbentuk bunga dengan wangi bunga mawar, dll.
Penghapus karet, selain harganya cukup murah, juga sangat mudah penggunaannya untuk menghapus goresan pensil. Namun, walaupun kita sudah sering menggunakan penghapus tersebut, pernahkah terpikir oleh teman-teman, bagaimana sesungguhnya penghapus karet tersebut "bekerja" menghapus goresan pensil?
Awal penghapus karet dipopulerkan penggunaannya adalah pada saat seorang anggota perhimpunan cendekiawan Prancis pada tahun 1752 mengajukan usul untuk menggunakan getah yang disadap dari suatu jenis pohon di Amerika Selatan untuk menghapus goresan pensil. Ternyata pohon yang dimaksud cendekiawan tersebut adalah pohon karet dan getah yang disadap tersebut tentu saja adalah getah karet.
Kemudian pada tahun 1770, seorang pakar kimia Inggris bernama Joseph Priestley (1723-1804) meneliti bahan getah tersebut dan menamainya rubber yang artimya penghapus. Dari sinilah awal orang-orang menyebut getah karet dengan sebutan rubber. Seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan dan bentuk penghapus karet menjadi lebih baik dan lebih menarik.
Cara kerja penghapus karet tidak sama dengan cara kerja penghapus papan tulis. Penghapus papan tulis, menghapus goresan kapur pada permukaan papan yang mulus, sedangkan permukaan kertas tempat kita menggoreskan pensil tidak semulus permukaan papan tulis. Jika kita lihat di bawah mikroskop, permukaan kertas tersusun atas serat-serat kertas yang kasar. Jika kita goreskan pensil di atas kertas itu, maka goresan tersebut tidak berada dipermukaan kertas, namun sebagian besar tertanam di antara serat-serat kertas.
Dan, jika kita perhatikan lagi di bawah mikroskop, kita akan melihat bahwa goresan pensil tersebut terbentuk atas partikel-partikel hitam sendiri-sendiri berukuran sekitar satu per beberapa ribu milimeter, yang melekat ke serat-serat kertas dan tampak seperti mencengkeram serat-serat itu dengan kuat. Tugas penghapus karet inilah yang harus melepaskan cengkeraman partikel-partikel pensil yang sangat kecil itu.
Hal ini mampu dilakukan oleh penghapus karet karena penghapus karet cukup elastis untuk menjangkau tempat-tempat di antara serat-serat kertas tersebut. Selain itu, penghapus karet juga cukup lengket untuk mencengkeram partikel-partikel hitam dari pensil dan kemudian menariknya keluar dari celah-celah serat kertas. Namun ketika penghapus karet tersebut kita gosokkan di atas kertas saat kita menghapus goresan pensil, ternyata serat kertas yang kasar itu, justru mengampelas penghapus tersebut hingga menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-serpihan tersebut selanjutnya menggulung partikel-partikel hitam pensil sehingga lama-lama terkumpul menjadi remah-remah kotor yang kita seka dengan tangan, atau terkadang juga kita tiup untuk mengusirnya dari atas kertas kita.
Nah teman-teman, cara kerjanya sederhana bukan? Namun walaupun sederhana, penemuan cendekiawan Prancis terdahulu itu sangat bermanfaat dan memberikan kemudahan bagi kita di masa sekarang. Mudah-mudahan dengan rajin belajar, kelak teman-teman pun akan menemukan sesuatu yang akan memberikan manfaat yang besar untuk anak cucu kita di masa depan. Selamat belajar! (Rafira/dari berbagai sumber)***


0 comments: